JUKSTAPOSISI HUKUM ALLAH: Mosaik Ajaran Yesus dalam Matius 22:37-40

Main Article Content

Stenly Reinal Paparang

Abstract

Mengasihi Allah dan sesama merupakan ekspresi fundamental dari iman. Mengasihi merupakan wujud nyata dari iman kepada Kristus Yesus. Konteks ini masih menimbulkan kesulitan bagi orang Kristen dalam mengintegrasikan kasih kepada Tuhan dan sesama secara seimbang. Masalah ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam pemahaman dan penerapan sikap mengasihi. Seperti apa dasar untuk membuktikan jukstaposisi dari kedua hukum mengasihi tersebut, menjadi tujuan dari artikel ini dengan menganalisis Matius 22:37-40. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan intertekstualitas, penulis menelusuri keterhubungan substansial antar-teks, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, mengeksplorasi, menganalisis teks, dan meninjau literatur terkait untuk menemukan jukstaposisinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengasihi Allah dan sesama adalah sebuah jukstaposisi yang meliputi: sifat inkarnatif, kompendium hukum Taurat dan kitab para nabi, pengembalian pemahaman relasi humanitas, sifat logika iman, kesempurnaan, penempatan prioritas, dan realisasi kemurahan hati. Artikel ini juga memberikan kontribusi dalam merealisasikan hukum Allah pada konteks relasi religiositas dan humanitas secara jukstaposisional.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles